Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Halo, selamat datang di cafeuno.ca! Senang sekali bisa menyambut kamu di sini. Apakah kamu sedang mencari informasi lengkap tentang Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli? Tepat sekali! Kamu sudah berada di tempat yang paling pas.

Di era informasi ini, wawancara menjadi salah satu metode paling penting untuk menggali informasi, baik dalam konteks jurnalistik, penelitian, rekrutmen, maupun kehidupan sehari-hari. Tapi, pernahkah kamu benar-benar merenungkan apa sebenarnya definisi wawancara? Apa yang membuatnya begitu efektif?

Artikel ini akan membantumu memahami Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli dari berbagai sudut pandang. Kita akan menjelajahi definisi, tujuan, jenis, dan bahkan tips melakukan wawancara yang efektif. Jadi, siapkan kopi atau teh favoritmu, duduk yang nyaman, dan mari kita mulai petualangan pengetahuan ini!

Definisi Wawancara Menurut Para Ahli Komunikasi

Perspektif Redfield dan Definisi Awalnya

Redfield, seorang ahli komunikasi terkemuka, mendefinisikan wawancara sebagai sebuah proses percakapan yang direncanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari orang lain. Definisi ini menekankan pentingnya perencanaan dan tujuan yang jelas dalam sebuah wawancara.

Wawancara menurut Redfield bukan sekadar obrolan biasa. Ada struktur dan fokus tertentu yang harus diperhatikan. Pewawancara harus memiliki pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan mengarahkan percakapan untuk mencapai tujuan informatif yang diinginkan.

Pendekatan Redfield ini sangat relevan dalam konteks wawancara jurnalistik atau penelitian, di mana akurasi dan kelengkapan informasi sangat penting. Perencanaan yang matang akan membantu pewawancara menghindari pertanyaan yang bias atau kurang relevan.

Sudut Pandang Bingham dan Moore: Interaksi yang Terarah

Bingham dan Moore memberikan definisi yang lebih menekankan pada aspek interaksi. Mereka menggambarkan wawancara sebagai percakapan tatap muka yang diarahkan dengan tujuan tertentu.

Definisi ini menyoroti pentingnya interaksi antara pewawancara dan narasumber. Wawancara bukan hanya sekadar mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban, tetapi juga tentang membangun hubungan yang baik dengan narasumber.

Interaksi yang baik akan menciptakan suasana yang nyaman dan terbuka, sehingga narasumber lebih bersedia untuk berbagi informasi yang lebih mendalam dan jujur. Kemampuan pewawancara untuk membangun hubungan dengan narasumber adalah kunci keberhasilan sebuah wawancara.

Penjelasan Stewart dan Cash: Pertukaran Informasi yang Terstruktur

Stewart dan Cash melihat wawancara sebagai proses komunikasi dua arah yang terstruktur dengan tujuan untuk bertukar informasi. Definisi ini menekankan pada aspek pertukaran informasi yang terorganisir.

Dalam pandangan Stewart dan Cash, wawancara adalah sebuah proses yang terencana dan sistematis. Pewawancara memiliki agenda yang jelas dan pertanyaan yang telah disusun secara logis. Narasumber juga memiliki peran aktif dalam memberikan informasi yang relevan.

Pertukaran informasi yang terstruktur ini memastikan bahwa wawancara berjalan efisien dan efektif. Informasi yang diperoleh dapat dianalisis dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan Utama Melakukan Wawancara

Mendapatkan Informasi yang Akurat dan Mendalam

Salah satu tujuan utama wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam tentang suatu topik atau isu tertentu. Wawancara memungkinkan pewawancara untuk menggali informasi dari sumber pertama dan mendapatkan perspektif yang unik.

Informasi yang diperoleh dari wawancara seringkali lebih kaya dan detail dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari sumber tertulis. Narasumber dapat memberikan penjelasan tambahan, contoh konkret, dan bahkan anekdot pribadi yang memperkaya pemahaman pewawancara.

Untuk mencapai tujuan ini, pewawancara harus mempersiapkan pertanyaan yang relevan dan mendalam, serta memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan aktif dan mengajukan pertanyaan lanjutan yang relevan.

Memahami Perspektif dan Opini Narasumber

Wawancara juga bertujuan untuk memahami perspektif dan opini narasumber tentang suatu isu atau topik. Setiap orang memiliki pengalaman dan latar belakang yang unik, yang memengaruhi cara mereka melihat dunia.

Dengan mewawancarai berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda, pewawancara dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu isu. Wawancara juga dapat membantu pewawancara untuk mengidentifikasi berbagai sudut pandang yang berbeda dan bahkan bertentangan.

Memahami perspektif dan opini narasumber sangat penting dalam konteks jurnalistik, penelitian sosial, dan bahkan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Verifikasi Fakta dan Klarifikasi Informasi

Wawancara dapat digunakan untuk memverifikasi fakta dan mengklarifikasi informasi yang telah diperoleh dari sumber lain. Pewawancara dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber untuk memastikan keakuratan dan kebenaran informasi.

Dalam konteks jurnalistik, wawancara sering digunakan untuk mengkonfirmasi atau menyanggah klaim yang telah dibuat oleh sumber lain. Pewawancara juga dapat menggunakan wawancara untuk mengklarifikasi informasi yang ambigu atau kurang jelas.

Verifikasi fakta dan klarifikasi informasi adalah bagian penting dari proses jurnalistik dan penelitian yang bertanggung jawab.

Jenis-Jenis Wawancara yang Perlu Kamu Ketahui

Wawancara Terstruktur: Sistematis dan Terencana

Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya dan diajukan secara berurutan kepada semua narasumber.

Jenis wawancara ini sangat sistematis dan terencana, sehingga memastikan bahwa semua narasumber mendapatkan pertanyaan yang sama. Hal ini memungkinkan pewawancara untuk membandingkan jawaban dari berbagai narasumber dengan lebih mudah.

Wawancara terstruktur sering digunakan dalam penelitian kuantitatif, di mana data yang diperoleh harus dapat diukur dan dianalisis secara statistik.

Wawancara Tidak Terstruktur: Fleksibel dan Adaptif

Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara di mana pewawancara memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan secara spontan dan mengikuti alur percakapan.

Jenis wawancara ini sangat fleksibel dan adaptif, sehingga memungkinkan pewawancara untuk menggali informasi yang lebih mendalam dan menemukan hal-hal yang tidak terduga.

Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana tujuan utamanya adalah untuk memahami perspektif dan pengalaman narasumber secara mendalam.

Wawancara Semi-Terstruktur: Kombinasi Terbaik

Wawancara semi-terstruktur adalah kombinasi dari wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan inti yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi juga memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan tambahan atau mengubah urutan pertanyaan sesuai dengan alur percakapan.

Jenis wawancara ini menawarkan fleksibilitas dan struktur, sehingga memungkinkan pewawancara untuk mendapatkan informasi yang komprehensif dan mendalam.

Wawancara semi-terstruktur sering digunakan dalam penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif.

Tips Melakukan Wawancara yang Efektif

Persiapan yang Matang: Riset dan Daftar Pertanyaan

Persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan sebuah wawancara. Pewawancara harus melakukan riset tentang narasumber dan topik wawancara sebelum memulai wawancara.

Riset akan membantu pewawancara untuk memahami latar belakang narasumber dan isu yang akan dibahas, sehingga pewawancara dapat mengajukan pertanyaan yang relevan dan mendalam.

Pewawancara juga harus menyusun daftar pertanyaan yang terstruktur dan logis. Daftar pertanyaan ini akan membantu pewawancara untuk memastikan bahwa semua topik penting telah dibahas.

Mendengarkan dengan Aktif: Fokus dan Empati

Mendengarkan dengan aktif adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap pewawancara. Pewawancara harus fokus pada apa yang dikatakan oleh narasumber dan berusaha untuk memahami perspektif mereka.

Mendengarkan dengan aktif juga berarti memberikan umpan balik kepada narasumber, seperti mengangguk, tersenyum, atau mengajukan pertanyaan klarifikasi. Umpan balik ini menunjukkan bahwa pewawancara tertarik dan memahami apa yang dikatakan oleh narasumber.

Empati juga penting dalam mendengarkan dengan aktif. Pewawancara harus berusaha untuk memahami perasaan dan emosi narasumber.

Menciptakan Suasana yang Nyaman: Ramah dan Profesional

Menciptakan suasana yang nyaman adalah penting untuk membangun hubungan yang baik dengan narasumber. Pewawancara harus bersikap ramah, sopan, dan profesional.

Pewawancara juga harus berusaha untuk menciptakan suasana yang santai dan tidak mengancam. Hal ini akan membantu narasumber untuk merasa nyaman dan terbuka untuk berbagi informasi.

Memulai wawancara dengan obrolan ringan dan menawarkan minuman atau camilan dapat membantu menciptakan suasana yang nyaman.

Rincian Jenis Wawancara dalam Bentuk Tabel

Berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan utama antara jenis-jenis wawancara:

Fitur Wawancara Terstruktur Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara Semi-Terstruktur
Pertanyaan Daftar pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya Pertanyaan diajukan secara spontan Daftar pertanyaan inti dengan fleksibilitas tambahan
Fleksibilitas Rendah Tinggi Sedang
Standarisasi Tinggi Rendah Sedang
Analisis Data Mudah (kuantitatif) Sulit (kualitatif) Sedang (campuran)
Tujuan Mengukur dan membandingkan jawaban Memahami perspektif mendalam Menggabungkan pengukuran dan pemahaman
Contoh Penggunaan Survei, kuesioner Studi kasus, wawancara etnografi Riset pasar, wawancara kerja

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

  1. Apa itu wawancara menurut ahli secara sederhana? Wawancara adalah percakapan terarah untuk mendapatkan informasi.
  2. Mengapa wawancara penting dalam penelitian? Untuk mendapatkan data primer dan memahami perspektif responden.
  3. Apa perbedaan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur? Terstruktur memiliki daftar pertanyaan tetap, tidak terstruktur lebih fleksibel.
  4. Apa tujuan utama melakukan wawancara? Mendapatkan informasi, memahami perspektif, dan verifikasi fakta.
  5. Bagaimana cara mempersiapkan wawancara yang baik? Lakukan riset dan susun daftar pertanyaan.
  6. Apa yang dimaksud dengan mendengarkan aktif dalam wawancara? Fokus pada narasumber dan memberikan umpan balik.
  7. Bagaimana cara menciptakan suasana nyaman saat wawancara? Bersikap ramah, sopan, dan profesional.
  8. Apa yang harus dilakukan setelah wawancara selesai? Ucapkan terima kasih dan analisis data.
  9. Apa saja jenis-jenis pertanyaan yang baik untuk wawancara? Pertanyaan terbuka, spesifik, dan relevan.
  10. Mengapa penting untuk merekam wawancara? Untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi.
  11. Bagaimana cara mengatasi narasumber yang sulit diajak bicara? Bersabar, fleksibel, dan gunakan pertanyaan yang memancing.
  12. Apakah wawancara selalu harus dilakukan tatap muka? Tidak, bisa juga melalui telepon atau video call.
  13. Apa manfaat wawancara semi-terstruktur? Menawarkan fleksibilitas dan struktur.

Kesimpulan

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli. Ingatlah bahwa wawancara bukan hanya tentang mengajukan pertanyaan, tetapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan membangun hubungan dengan narasumber. Dengan persiapan yang matang dan keterampilan yang baik, kamu dapat melakukan wawancara yang efektif dan mendapatkan informasi yang berharga.

Jangan lupa untuk terus mengunjungi cafeuno.ca untuk mendapatkan artikel-artikel informatif lainnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya!